Tidak Ada
Tidak Ada Yang Layak Dibanggakan;
Tidak Ada Pula Yang Harus Diratapi.
Setiap bangunan gedung, termasuk
rumah tinggal kita, memiliki minimal empat sudut dan enam sisi sehingga visualisasi
kita terhadap gedung rumah kita bisa berbeda beda, tergantung di sudut atau di
sisi mana kita berdiri karena DAYA PANDANG KEMANUSIAAN KITA SANGAT TERBATAS,
tanpa dibarengi PENGALAMAN dan DAYA BERPIKIR (berimajinasi). Ada bangunan yang
malah berbentuk bulat. Di sudut mana anda mau berdiri dan memvisualisasinya?
Demikian pula dengan
kehidupan kita di alam semesta ini - SANGAT BANYAK SUDUT DAN SISI-SISI-nya. Dan
…keanekaragaman agama dan kepercayaan yang
dibuat manusia adalah sekelompok kecil sudut dan sisi kehidupan di
semesta raya ini. Di sudut manakah anda
memilih untuk berdiri dan memvisualisasi kehidupan ini? …. Dan
bagaimana kalau ternyata keutuhan kehidupan di alam semesta ini juga berbentuk bulat,
tidak bersudut; dan sisinya-pun tidak berujung dan tidak berpangkal; Di sudut
atau di sisi manakah kita harus berdiri?
TITIK
PUNCAK pertumbuhan kepribadian seseorang, termasuk pertumbuhan
rohani dan daya berpikir (berimajinasi),
adalah TITIK NOL - ZERO
POINT. Di sana, di puncak itu, kita akan memahami bahuwa kemah
kehudupan dunia ini ternyata BULAT, tidak bersudut dan sisinyapun
tidak berujung dan tidak pula berpangkal.
Di sana, di puncak itu, kita akan memahami bahwa: …..
Dalam
politik dan berpartai, kita boleh berbeda beda; ….
Dalam
ber-suku, bangsa, dan negara; kita bole berbeda beda; ….
Dalam
berbahasa dan berbudaya, kita bole berbeda beda; ….
Dalam
beragama, kita bole pula berbeda beda; …
Dalam
jender, ada laki laki dan perempuan; …
Dalam
berprofesi ada atasan ada bawahan, ada guru ada siswa-nya; ada dosen ada mahasiswa,
ada pengusaha dan karyawan, ada petani, ada nelayan, ada pedagang kaki lima hinga
konglamerat …., …. ; tetapi ….
DALAM KEMANUSIAAN, KITA ADALAH SESAMA
MANUSIA
KASIHILAH SESAMA-MU
Di
sana, di puncak itu pula kita akan mengerti bahwa selain ada sesama manusia; …
Ada
pula langit di atas segala langit dengan matahari, bulan, planet dan bintang
yang bertaburan indah di galaksi bima sakti dan galaksi lainnya di segala
langit;
Ada kupu
kupu, belalang serta burung burung yang beterbangan ria di angkasa raya;
Ada
samudra raya dengan beraneka ragam ikan berwarna warni yang berenang di
dalamnya;
Ada
juga benua dan pepulauan tempat gunung dan lembah bertaburan menyediakan tanah
dan air tempat hidup beraneka ragam tanaman, pepohonan, bunga serta beraneka
ragam binatang berkaki dua, empat dan melata, …..
Dan ada pula udara (roo'-akh) yang berhembus sejuk
mengelilingi alam ciptaan menyediakan nafas kehidupan bagi semua ciptaan; tapi juga bisa menjadi angin, taufan serta badai
dan putting beliung yang berderu - membinasakan - bagaikan amukan lakskar berkereta perang
dan berpesawat tempur di medan laga, … dan ...
Manusia,
tanaman, tumbuhan, binatang dan ternak serta bumi dan air … … KESEMUANYA ini telah ditata secara sempurna
dan seimbang dalam satu sistim simbiose mutualistis oleh sang arsitek
bangunan alam raya ini.
HARGAILAH
DAN PELIHARALAH karena …
Kesemuanya
ini adalah karya ciptaan sang khalik YANG MAHA ESA; yang adalah kausa prima – yang awal dan yang akhir ….Dia-lah kekekalan yang abadi itu –
apapun sebutan dan pandangan-mu tentang si
dia yang bertakhta dalam kekekalannya yang abadi.
Dialah
yang menyinarkan sinar matahari ke atas alam raya, ke atas tanaman, ternak
serta burung burung di udara dan ikan ikan di laut…, kepada suku-suku bangsa,
budaya dan orang orang beragama maupun tidak beragama; yang kaya dan yang
miskin…, kepada pemimpin dan rohaniawan serta jemaat dan rakyat jelata…, kepada
pengusaha dan karyawan;... …, kepada SESAMA CIPTAAN.
Di sana, di puncak itu, kita mengetahui bahwa: …
Roda
kehidupan ini selalu berputar; terkadang di atas terkadang di tengah dan di
bawa; Jangan menindas dan menggilas yang di bawah bila kita berada di atas
karena ada saatnya roda kehidupan kita pun berputar ke tengah dan ke bawah; tetapi
jangan pula mendewakan dan menyembah yang di atas bila berada di posisi tengah
dan bawah karena hanya ada satu sang khalik yang maha esa dan yang maha kuasa yang
layak dan patut disembah.
Di sana, di puncak itu, kita akan melihat bahwa: …
Ada
saatnya kita makan, pakai dan tinggal berkecukupan, berhasil dalam cita dan
cinta, senang dan tertawa - bahagia bersama sanak saudara yang kita cintai. Jika
saat itu tiba, janganlah berbusung dada dan lupa berbagi ... karena pasti ada
saatnya kita gagal, menderita, lapar dan haus serta sedih dan menangis. Di saat
itu kita butuh uluran tangan dari sesama. Jangan mengoleksi harta dan kemewahan
dalam kefanaan ini tapi simpanlah semuanya di dalam kekekalan yang abadi.
Di sana, di puncak itu, kita sadar bahwa: …
Ada
saatnya kita berada; tapi ada saatnya pula kita berkekurangan dan berketiadaan –
malah ada saatnya kita harus dengan iklas merelakan pergi - atau membiarkan
tinggal - semua yang kita sukai, senangi dan cintai.
Di sana, di sudut dan sisi kehidupan pada puncak TITIK NOL itu barulah tiba keinsafan bahwa:
Kesuksesan, kelimpahan, kemewahan, sukacita kebahagiaan … pujian, fithnahan, serta kegagalan, kesedihan dan air mata penderitaan … dalam segala keanekaragam hidup ini … … semuanya ada dan terjadi seizin - dia – dan di dalam kehendak dan kendali dia yang khalik yang bersemayam dalam kekekalannya yang abadi.
Tidak
ada yang layak dibanggakan; tidak ada pula yang harus diratapi.
Di sudut pandang pada puncak
TITIK NOL itu barulah kita AKAN MAMPU MENSYUKURI
SEGALA HAL DALAM SEGALAH KEADAAN … … hingga pada akhirnya kita insaf bahwa:
DEBU ADALAH DEBU - DENGAN TELANJANG KITA DATANG, DALAM NOL dan KEHAMPAAN PULA KITA AKAN TINGGALKAN DEBU UNTUK KEMBALI KEDALAM KEKEKALAN YANG ABADI.
DEBU ADALAH DEBU - DENGAN TELANJANG KITA DATANG, DALAM NOL dan KEHAMPAAN PULA KITA AKAN TINGGALKAN DEBU UNTUK KEMBALI KEDALAM KEKEKALAN YANG ABADI.
Kupang di hari ke satu, Juli, 2018
No comments:
Post a Comment